Fungsi dan Peranan PR dalam
kehidupan
Public relation
adalah sebuah usaha yang sengaja direncanakan secara terus-menerus, dengan
tujuan membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi
dan masyarakatnya. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa public relation
dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi
antara organisasi dan pihak luar organisasi. Atau dapat dikatakan juga sebagai
interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk
kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya
karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi
dengan secara tepat dan dengan terus menerus karena public relation merupakan
kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.
Pada
hakekatnya Public Relations ini merupakan metode komunikasi yang
meliputi berbagai teknik komunikasi. Dimana didalam kegiatannya terdapat suatu
usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan ataupun
perusahaan dengan publiknya. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Public
Relations merupakan suatu fungsi management. Disini diciptakan suatu aktifitas
untuk membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi suatu lembaga/
perusahaan disuatu pihak dengan public dipihak lain.
Maka
dari itu, peran public relation sangatlah penting dan tidak boleh salah dalam
menjalannya segala tugas, fungsi dan peranannya itu sendiri sebagai PR. Karena
PR dalam menjalankan pekerjaannya banyak menyangkut kepentingan orang banyak,
dan juga menyangkut kelangsungan hidup sebuah organisasi yang bersangkutan.
Sebenarnya apa sih fungsi dan peranan seorang PR? Adapun peran Public Relations menurut Dozier antara lain:
- Penasehat Ahli ( Expert Prescriber ).
Seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman
dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam
penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Communicator Fasilitator ).
- Fasilitator Komunikasi ( Communication Fasilitator ).
Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak
sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal
mendengar apa yang diinginnkan dan diharapkan oleh publiknya
- Fasilitator Proses Pemecahan Masalah ( Problem Solving Process Fasilitator ).
Peranan praktisi Public Relations dalam pemecahan
masalah persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal
ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (
adviser ) hingga mengambil rindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi
persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
- Teknisi Komunikasi ( Communication Technician ).
Peranan communications technician ini menjadikan
praktisi Public Relations sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan
layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan of communication in organization.
Setelah banyak
mengetahui hal – hal yang sudah saya jabarkan diatas, saya akan menganalis atau
menuliskan sebuah pengamatan saya terhadap sebuah lembaga organisasi di Yogyakarta
mengenai Fungsi dan Peranan PR di lembaga tersebut. “Bentara Budaya Yogyakarta”
adalah lembaga
kebudayaan yang berada dibawah naungan Kelompok Kompas Gramedia, tujuan
didirikannya Bentara Budaya ini adalah untuk menampung dan mewakili wahana
budaya bangsa dari berbagai kalangan, latar belakang, dan cakrawala yang
berbeda. Dari segala data – data yang sudah saya dapatkan pada saat berkunjung
kesana, maka saya dapat menyimpulkan bahwa Fungsi dan Peranan PR di lembaga itu
sebagai berikut:
1. Penasehat Ahli ( Expert Prescriber ).
Mengapa saya
dapat mengatakan bahwa PR lembaga tersebut berperan sebagai Expert Prescriber?
Karena pada lebaga kecil ini, mereka meletakan PR cukup tinggi dalam sebuah
struktur lembaga. Dimana seorang PR dapat memberikan segala nasihatnya atau
sebuah saran – saran yang memang ingin PR terapkan didalam lembaga ini yang
betujuan untuk kemajuan citra baik lembaga tersebut.
- Fasilitator Komunikasi ( Communication Fasilitator ).
Pada peran ini juga PR di lembaga menjalankannya,
hampir dari setiap acara yang diagendakan lembaga ini PR menyempatkan turun
langsung dan banyak menampung banyak keinginan masyarakat atau target pasarnya.
Yang setelah itu segala hal yang didengar oleh PR maka akan disampaikan kepada
manajemen lembaga.
- Fasilitator Proses Pemecahan Masalah ( Problem Solving Process Fasilitator ).
Dalam hal pemecahan masalah pun PR ini ikut ambil alih
yang cukup besar. Karena memang PR di struktur lembaga ini memiliki kedudukan
yang tinggi. Sehingga PR nya dijadikan Fasilitator pemecahan masalah dengan
segala ide – ide baik yang bertujuan untuk memajukan lembaga.
- Teknisi Komunikasi ( Communication Technician ).
Pada peranan ini PR lembaga tidak ambil alih yang
besar, hanya saja segala hal yang bersangkutan dengan komunikasi baik keluar
lembaga maupun kedalam lembaga PR harus mengetahuinya. Jadi sedikit banyak PR
lembaga juga menjadi teknisi komunikasi walaupun tidak sepenuhnya.
Setelah pembahasan tersebut maka
saya akan melanjutkannya pada 4 model Public Relation: Model public relations menurut grunig dan hunt :
1. PRESS
AGENTRY, praktisi PR dalam model ini dihalalkan untuk melakukan segala cara
demi mendongkrak nama organisasi atau orang yang diwakilinya.
2. PUBLIC
INFORMATION, berbeda dengan model pertama, model ini tidak
digunakan untuk memperalat publik dan menekan pada pemberian informasi yang
jujur. Komunikasi ini lebih mengarah kepada komunikasi satu arah.
3. TWO WAY
COMMUNICATION ASYMMETRICAL, model
komunikasi ini adalah model komunikasi dua arah. Tujuannya ialah
keseimbangannya. Model ini tentang persuasi yang dapat memicu transaksi hingga
popularitas dalam pemasaran. Dengan model ini tetap berusaha untuk memposisikan
publik sebagai pihak yang harus berubah sesuai dengan keinginan organisasi dan
bukan sebaliknya.
4.
TWO WAY COMMUNICATION SYMETRICAL, model
komunikasi ini menekan pada adanya kemauan dari kedua belah pihak untuk saling
menyesuaikan diri. Model inilah yang kemudian diklaim oleh Grunig dan Hunt
sebagai model yang paling baik yang dapat menentukan kesuksesan praktek PR
dalam Organisasi.
Dari data yang sudah dibaca diatas,
saya juga akan menyampaikan hasil analisis atau penilaian saya terhadap lembaga
yang sama yaitu ”Bentara Budaya Yogyakarta”. Menurut hasil dari analisa saya
saat berkunjung, saya dapat menyimpulkan bahwa Model PR yang digunakan pada
lembaga tersebut yaitu:
1.
Two way communication symetrical
Alasan saya mengatakan bahwa lembaga mengunakan model ini karena menurut
analisa saya komunikasi yang digunakan lebih menekan pada adanya kemauan dari kedua belah
pihak untuk saling menyesuaikan diri. Maksudnya disini, PR menampung segala
keinginan dari masyarakat, dan juga segala konsep yang sudah dibuat manajemen
lembaga itu. Dan mencari jalan tengah yang bisa menyelesaikan komunikasi ini
dengan baik. Sehingga komunikasi ini tidak merugikan satu sama lain. Dan PR pun
dapat menjalankan fungsi dan peranannya dengan baik. Sehingga tujuan utama
lembaga pun dapat tercapai.
Sekian penjelasan analisis dari
pandangan saya sendiri, semoga apa yang saya tulis dapat berguna bagi orang
yang membacanya. Mohon dimaafkan bila ada kesalahan dalam penulisan ini.
Komentar
Posting Komentar